SISTEM INFORMASI KOMPUTER
ABSTRAK
Tulisan ini membahas penelitian sistem informasi komputer. Selain itu
tulisan ini juga membahas polarisasi metode penelitian kuantitif (hard
approach) dan kualitatif (soft approach) dalam disiplin sistem informasi yang
ada.
1.
PENDAHULUAN
Sistem
informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat
dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan
dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan,
mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima
dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
2. LINGKUP
KAJIAN SISTEM INFORMASI
2.1 Pandangan secara Konvensional
Di masa
perkembangan awal para ahli sistem informasi menganggap bahwa sistem informasi
adalah disiplin terapan yang didasarkan pada bidang ilmu lain yang lebih fundamental
dan merupakan disiplin acuan , sistem informasi adalah disiplin terapan yang
didasarkan pada disiplin acuan (reference discipline). Karena disiplin
acuan lebih matang daripada system informasi, maka para peneliti sistem
informasi dapat meminjam dan mempelajari sebuah gambaran umum teori, metode,
dan contoh dari penelitian-penelitian berkualias dalam bidang disiplin acuan. Sejak
saat itu, para ahli di bidang sistem informasi banyak mendiskusikan disiplin
ilmu yang menjadi acuan sistem informasi. Pada awal perkembangannya, sistem
informasi utamanya didasarkan pada bidang rekayasa atau teknik, ilmu komputer,
teori sistem sibernetik, matematika, sains manajemen, dan teori keputusan
perilaku. Pada awalnya, para ahli di bidang sistem informasi mempunyai latar
belakang pendidikan dalam disiplin-disiplin ini. Sehingga, tidak mengherankan,
jika disiplin-disiplin ini dianggap mendasari sistem informasi. Sejalan dengan
perkembangan sistem informasi, disiplin acuan system informasi menjadi semakin
banyak. Terbagi menjadi tiga kategori:
1.Teori
fundamental (fundamental theory).
Yang
termasuk dalam kategori ini antara lain adalah ilmu sistem.
2.Disiplin
dasar (undelying disciplines).
Termasuk
dalam kategori ini di antaranya adalah ilmu politik, psikologi, dan sosiologi.
3.Disiplin
terapan yang terkait (related applied discplines).
Ilmu
komputer, akuntansi, keuangan, manajemen, dan sains manajemen adalah contoh disiplin
yang masuk dalam kategori ini.
Daftar
disiplin acuan sistem informasi semakin panjang sejalan dengan perkembangannya,
seperti arsitektur, ekonomi, dan antropologi.hanya sedikit ahli sistem
informasi yang mempertanyakan kembali asumsi yang menyatakan bahwa sistem
informasi didasarkan pada disiplin lain yang menjadi acuan dan lebih fundamental,
dan sebaliknya, sistem informasi tidak mempunyai tradisi penelitian sendiri.
Hal ini berarti, para peneliti sistem informasi meminjam dan mempelajari teori,
metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam disiplin lain,
tetapi para peneliti disiplin lain tidak meminjam dan mempelajari metode,
teori, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam bidang sistem
informasi. Dengan demikian, alur pengetahuan dan informasi hanya satu arah.
Mengandaikan disiplin sistem informasi berada dalam komponen terakhir dalam
rantai makanan intelektual. Menurut mereka, pandangan konvesional ini sekarang
sudah kedaluwarsa.
2.2 Kondisi Saat ini
Perkembangan
dalam bidang penelitian sistem informasi telah menjadikannya tradisi penelitian
tersendiri mendifinisikan lingkung kajian dan perspektif dalam penelitian
sistem informasi lebih dari sekedar menguji sistem teknologi, atau sistem
sosial, atau bahkan dua-duanya, tetapi penelitian dalam bidang ini juga
menginvestigasi
fenomena
yang muncul ketika kedua sistem berinteraksi. Hal inilah yang membedakan
pespektif penelitian dan lingkup kajian sistem informasi berbeda dengan
disiplin lain. Sejalan dengan perkembangannya, bidang sistem informasi juga
mempunyai banyak hal yang bisa digunakan oleh peneliti dalam disiplin lain. Hal
ini diperkuat oleh kenyataan bahwa kini teknologi dan sistem informasi
digunakan hampir pada semua sektor. Sistem informasi penting untuk sektor
swasta dan pemerintah, individu, organisasi, negara, dan organisasi
antarnegara. Sistem informasi menyebar ke banyak bidang seperti pertanian,
manufaktur, jasa, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pemerintahan. Fenomena
dimana teknologi dan sistem informasi dengan cepat menjadi bagian dari
masyarakat menjadikan banyak disiplin ilmu menaruh perhatian pada teknologi
ini. Peneliti dalam bidang lain menyadari bahwa banyak hal yang terjadi karena
pengaruh teknologi informasi. Sebagai contoh, para peneliti bidang pemasaran
sekarang menaruh perhatian pada e-commerce dan pengaruh teknologi baru pada
perilaku konsumen, periklanan, dan sebagainya. Peneliti dalam bidang
pendidikan, diantaranya meneliti penggunaan multimedia dalam proses
pembelajaran dan penggunaan Internet untuk pendidikan jarak jauh. Peneliti
dalam bidang administrasi pemerintahan sekarang juga menaruh perhatian dalam
e-government dan hal-hal yang terkait dengannya. Penelitian dalam bidang lain
seperti bisnis internasional, studi komunikasi dan media, manajemen sumberdaya
manusia, dan manajemen operasi juga banyak menaruh perhatian pada sistem
informasi.
2.3 Teori/Kajian Pustaka
Bidang
kajian sistem
informasi
|
Contoh
konsep, teori, proses, dan aplikasi
|
Proses
manajemen
sistem
informasi
|
Perencanaan
strategik untuk infrastuktur dan aplikasi
Evaluasi
sistem informasi pada sebuah organisasi
Manajemen
personel sistem informasi
Manajemen
fungsi dan operasi sistem informasi
|
Proses
pengembangan
sistem
informasi
|
Manajemen
proyek sistem informasi
Manajemen
resiko proyek sistem informasi
Organisasi
dan partisipasi dalam proyek
Kebutuhan teknis
dan sosial
Akuisisi
aplikasi
Implementasi
sistem
Pelatihan, penerimaan dan penggunaan
|
Konsep
pengembangan
sistem
informasi
|
Konsep
metode
Konsep
sosio-teknikal
Konsep
dekomposisi rasional pada kebutuhan sistem
Konstruksi
sosial kebutuhan sistem
Konsep
kesalahan dan pendeteksian kesalahan
Konsep
pengujian untuk sistem sosio-teknikal yang kompleks
Konsep
kualitas sistem informasi
|
Representasi
dalam
sistem
informasi
|
Konsep
basisdata dan basis pengetahuan
Representasi
“dunia nyata”
Pengkodean
Penyimpanan,
pemanggilan kembali, dan transmisi
Penelusuran
kejadian (event)
Representasi
perubahan kejadian
Representai
struktur sistem
|
Sistem
aplikasi
|
Manajemen
pengetahuan
Sistem
pakar
Sistem
pendukung keputusan dan sistem pendukung
keputusan
untuk grup
Sistem
kerjasama dan tim maya
Kerja-jarak-jauh
(telecommuting) dan sistem kerja tersebar
Sistem
rantai pasokan (supply chain)
Sistem
enterprise resource planning
Sistem
antar- dan dalam organisasi
Sistem
pelatihan
Sistem
e-commerce
Sitem
pendukung konsumen
|
Sistem
informasi tidak hanya membuat sub-disiplin baru, tetapi juga mendorong
munculnya disiplin yang sama sekali baru seperti bio-informatika,
bio-teknologi, dan sistem informasi geografis. Sejalan dengan perkembangan ini,
disiplin sistem informasi tidak lagi hanya sebagai disiplin pemakai teori,
metode, dan hasil-hasil penelitian disiplin lain, tetapi disipin lain juga bisa
memakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian dalam sistem informasi .
Sebagai akibatnya, peneliti dalam bidang media informatika sistem
informasi mempunyai peluang besar untuk melakukan penelitian bersama dengan
peneliti dalam bidang-bidang yang lain.
Dalam
perspektif yang berbeda, disiplin sistem informasi merupakan perkawinan antara
disiplin manajemen dan teknik serta mempunyai hubungan yang erat dengan praktek
di lapangan. Posisi disiplin sistem informasi ini sejalan dengan definisi yang
dikembangkan oleh Association for Computing Machinery (ACM), Association
for Information Systems (AIS) dan Association of Information Technology
Professionals (AITP).
Sebagai
sebuah disiplin, sistem informasi mepunyai dua bidang kajian:
1.Akuisisi,
penggunaan, dan manajemen sumberdaya dan layanan teknologi informasi; dan
2.Pengembangan
dan evolusi infrastruktur dan sistem teknologi untuk mendukung proses bisnis
dalam organisasi. Bidang kajian yang pertama terkait dengan fungsi sistem
informasi yang terkait dengan manajemen, sedang yang kedua terkait dengan
pengembangan sistem yang banyak terkait dengan disiplin teknik, mengilustrasikan
posisi disiplin sistem informasi kaitannya dengan disiplin yang lain.
3.
METODE PENELITIAN SISTEM INFORMASI
Tema
penelitian sistem informasi
NO
|
Tema
|
1
|
Computer
resource allocation
|
2
|
Computer
supported cooperative work
|
3
|
Data
management
|
4
|
Data
modeling and database design
|
5
|
Decision
support system applications
|
6
|
Decision
support system design
|
7
|
Decision
support system development and implementation
|
8
|
Decision
support system model management
|
9
|
Decision
support system outcomes
|
10
|
End-user
computing
|
11
|
Expert
system applications
|
12
|
Expert
system design, evaluation and performance
|
13
|
Human
computer interaction
|
14
|
Information
and managerial decision making
|
15
|
Information
economics
|
16
|
Information
system implementation
|
17
|
Information
system research
|
18
|
Information
system topologies
|
19
|
Information
technology diffusion
|
20
|
Interorganizational
information systems
|
21
|
IS
economics
|
22
|
IS ethics
|
23
|
IS
performance evaluation
|
24
|
IS
personnel
|
25
|
IS
security and control
|
26
|
IS,
strategic management, and business outcomes
|
Metode
penelitian dalam bidang sistem informasi tidak berbeda dengan pada bidang yang
lain. Yang membedakan sebenarnya lebih pada tradisi penelitian yang dilakukan
dan disepakati oleh komunitas sistem informasi dunia. Tradisi ini berperan
dalam mengkontruksi sistem informasi sebagai sebuah disiplin seperti telah diuraikan
dalam bagian sebelumnya. Dalam tradisi penelitian sistem informasi ditemukan
beberapa metode spesifik yang diadopsi dari bidang keilmuan yang lain, seperti
etnografi yang mulanya digunakan oleh para peneliti antropologi dan penelitian
tindakan (action research) yang bermula dari bidang psikologi. Secara
umum, metodologi penelitian ilmiah adalah sebuah sistem aturanaturan dan
prosedur-prosedur yang jelas, dimana suatu penelitian didasarkan padanya. Dalam
pemilihan metodologi penelitian, selain mempertimbangkan metodologi terdahulu
yang digunakan dalam penelitian sejenis, juga akan sangat dipengaruhi dengan
batasan sumberdaya yaitu waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti. Kompromi
di antaranya akan menghasilkan sesuatu antara yang ideal dan yang praktis.
Metodologi
sangat penting dalam sebuah penelitian karena metodologi akan digunakan
sebagai:
(a)Aturan
komunikasi
Metodologi
merupakan alat komunikasi sesama peneliti untuk berbagi pengalaman dalam
melakukan penelitian. Ketika peneliti menuliskan metodologi yang digunakan
secara jelas, dapat diakses oleh peneliti lain, maka kemungkinan replikasi penelitian
dan validasi temuan penelitian dapat dilakukan.
(b)Aturan
penalaran
Meskipun
observasi empiris sangat fundamental dalam penelitian ilmiah, namun fakta,
data, atau bukti yang ditemukan tidak bias “berbicara” dengan sendirinya.
Karenanya, dalam hal ini, dibutuhkan logika untuk menarik inferensi yang
reliabel berdasar fakta hasil observasi.
(c)Aturan
intersubjektivitas
Karena
kemungkinan adanya subyektivitas terlibat dalam penelitian, maka dengan
metodologi yang jelas, validasi bisa dilakukan oleh peneliti lain untuk
menjamin obyektivitas empiris. Hal ini berarti ada hubungan
saling-tergantung antara obyektivitas dan validasi.
3.1 Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif
Metode
penelitian dapat dikelompokkan dengan cara yang beragam, namun demikian
pengelompokan yang paling sering digunakan adalah metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Secara umum, metode kuantitatif yang berasal dari ilmu-ilmu alam
dikembangkan untuk mempelajari fenomena alam. Contoh metode kuantitatif yang
sekarang diterima luas dalam ilmu-ilmu sosial adalah metode survei, eksperimen
laboratorium, metode formal (seperti ekonometri) dan metode numerik seperti
pemodelan matematis. Pendekatan kuantitatif digunakan hampir pada semua
penelitian dalam bidang sistem informasi pada tahap awal perkembangannya. Pendekatan
kuantitatif didasari asumsi bahwa dunia luar terdiri dari struktur yang dapat
disentuh yang tidak tidak tergantung kepada kognisi manusia. Sebaliknya, metode
kualitatif awalnya dikembangkan dalam bidang ilmuilmu sosial untuk mempelajari
fenomena sosial dan budaya. Contoh metode kualitatif adalah penelitian tindakan
(action research), studi kasus, dan etnografi. Sumber data kualitatif
antara lain adalah observasi, wawancara, kuesioner, dokumen, dan pengalaman
peneliti. Pendekatan kualitatif (soft approach) dalam penelitian sistem
informasi sangat berbeda dengan pendekatan kuantitaif.
Beberapa
karakteristik pendekatan kualitatif adalah:
-Kejadian
dilihat dari perspektif subyek
-Penggambaran
kejadian dilakukan dengan detil dan informasi kontektual menjadi sangat penting
-Kejadian
dipahami dalam konteks di mana terjadi
-Fokus
diarahkan pada proses, sehingga kehidupan sosial dilihat sebagai serangkaian
kejadian yang saling terkait
-Proses
penelitian fleksible dan relatif tidak terstruktur
-Teori dan
konsep yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan ini dapat:
(a)diformulasikan
lebih dahulu (a priori) dan diuji
(b)diformulasikan
dan digunakan sebagai kerangka penjelasan
(c)diformulasikan
dan diadopsi sebagai bagian proses
(d)hasil
dari penelitian itu sendiri (grounded theory)
Dalam
literatur, metode penelitian juga dikelompokkan dengan kriteria yang berbeda.
Metode penelitian dapat dikelompokkan ke dalam metode obyektif dan subyektif.
Dari sisi penekanan, penelitian dapat dilakukan dengan penekanan pada penemuan
hukum-hukum (nomothetic) dan sebaliknya ditekankan pada keunikan situasi
tertentu yang diteliti (idiographic). Dari sudut pandang posisi peneliti
terharap obyek penelitian, penelitian dapat dilakukan dengan mengasumsikan
peneliti sebagai outsider (etic) dan peneliti sebagai insider (emic).
Pengelompokan dengan kriteria lain memunculkan dikotomi positivistinterpretivist,
exploratory-confirmatory, induction-deduction, field-laboratory,
dan relevance-rigour. Diskusi masih terus berjalan terkait dengan
dikotomi metode-metode penelitian ini.
Kedua kelompok
metode ini berbeda dalam berbagai hal, baik pada tingkat ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Ontologi membahas tentang apa yang ingin
diketahui. Epistemologi akan menjawab tentang bagaimana pengetahuan tersebut
dapat didapat, sedang aksiologi terkait dengan nilai atau manfaat yang bisa didapatkan
dari pengetahuan tersebut. Ontologi sering disebut sebagai teori tentang ”ada”,
epistemologi sebagai teori tentang pengetahuan, dan aksiologi sebagai teori
tentang nilai. Secara singkat ketiga tingkat tersebut dapat dirumuskan dalam
ketiga pertanyaan berikut :
1. Ontologi:
apakah yang ingin kita ketahui?
2.
Epistemologi: bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan?
3.
Aksiologi: apa nilai pengetahuan tersebut bagi kita?
Masing-masing
pendekatan dengan basis filosofis yang berbeda-beda juga mempunyai kelebihan
dan kekurangannya. Basis filosofis yang berbeda ini menyebabkan penggunaan
metode yang berbeda dalam operasionalisasinya Pendekatan pertama yang bersifat
kuantitif sering juga disebut dengan hard approach, sedang yang
kedua disebut dengan soft approach.
3.2 Konstruktivis
Pendekatan
konstruktivis merupakan pendekatan yang belum banyak dikaji dalam literatur
sistem informasi. Secara umum penelitian dengan pendekatan ini akan
menghasilkan sebuah konstruk, model, metode, atau operasionalisasi ketiganya ke
dalam sebuah contoh. Pendekatan ini juga tidak sepenuhnya berbeda dengan kedua
pendekatan yang telah dibahas sebelumnya karena terdapat irisan antara metode
ini dengan kedua metode yang telah diuraikan di atas. Penelitian teoritis yang
menghasilkan model konseptual dan pengembangan software dalam dimasukkan dalam
penelitian dengan pendekatan konstruktivis. Namun demikian, pendekatan
konstruktivis lebih dari sekedar menghasilkan model atau software. Proses
pengujian implementasi sebuah software atau sistem informasi dalam konteks
organisasi atau pengguna merupakan bagian integral dari penedekatan dilakukan.
Sebagai contoh, ketika sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan telah maka
efektivitas aplikasi ini harus juga diuji, termasuk terkait dengan tingkat
penerimaan pengguna dan manfaat nyata yang dirasakan oleh pengguna.
4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Premis utama
pendekatan ini adalah bahwa peneliti mencoba memahami secara mendalam fenomena
yang diteliti dalam setting yang alami. Karenanya pendekatan ini juga
dapat dikategorikan sebagai pendekatan fenomenologi. Pada tabel tersebut
juga jelas terlihat bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Pendekatan kuantatif mengasumsikan adanya penomena dimana
faktor-faktor yang terlibat di dalamnya mempunyai hubungan yang pasti, dapat
diobservasi, dan dapat dipelajari menggunakan metode yang terstruktur.
Pendekatan ini biasanya menguji serangkaian proposisi atau hipotesis dengan
sampel tertentu kemudian digeneralisasi pada populasi yang lebih luas. Metode
kuantitif akan memudahkan penelitian untuk fokus pada topik yang spesifik.
Namun metode ini tidak bisa menangkap fenomena dinamis yang terjadi. Di sinilah
pendekatan kualitatif diperlukan. Karenanya, meskipun banyak peneliti menggunakan
salah satu metode ini dalam melakukan penelitian, beberapa peneliti
menganjurkan penggunaan triangulasi (triangulation) dengan menggabungkan
kedua metode ini sekaligus. Diskusi tentang penggunaan kedua pendekatan
penelitian ini tetap berlanjut dalam banyak literatur. Kecenderungan terakhir
mengindikasikan bahwa kedua metode ini tidak seharusnya dilihat sebagai dua
yang yang bertolak belakang, melainkan bisa saling melengkapi setiap metode
atau gabungan keduanya akan tepat digunakan dalam situasi dan maksud penelitian
yang berbeda. Di Indonesia, meskipun belum ada studi khusus tentang penggunaan
kedua pendekatan ini, namun dalam beberapa jurnal ilmiah terkait dengan studi
teknologi informasi dan sistem informasi sangat jelas kecenderungan bahwa
metode kuantitatif lebih banyak digunakan daripada metode kualitatif.
5.
KESIMPULAN
Secara umum
terdapat dua metode penelitian dalam bidang sistem informasi, yaitu kuantitatif
dan kualitatif. Kedua metode ini seharusnya dapat digunakan bersama-sama untuk
saling menguatkan. Dalam beberapa literatiur mutakhir sistem informasi,
diperkenalkan juga metode konstruktivis digunakan untuk menghasilkan konstruk,
model, metode baru. Metode kontruktivis ini juga dalam bagian
operasionalisasinya dapat menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
1 Comments
Informasi yang bagus,
ReplyDeleteAda info yg lebih bagus lagi Terobosan Besar Bisnis isi ATM!Uang langsung transfer ke rek kita tanpa lewat admin! lihat selengkapnya di..
isi-ATM
-Please Provide Your Comments-