SISTEM INFORMASI KOMPUTER

by - December 23, 2011

ABSTRAK
Tulisan ini membahas penelitian sistem informasi komputer. Selain itu tulisan ini  juga membahas polarisasi metode penelitian kuantitif (hard approach) dan kualitatif (soft approach) dalam disiplin sistem informasi yang ada.

1. PENDAHULUAN
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

2. LINGKUP KAJIAN SISTEM INFORMASI
2.1 Pandangan secara Konvensional
Di masa perkembangan awal para ahli sistem informasi menganggap bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada bidang ilmu lain yang lebih fundamental dan merupakan disiplin acuan , sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada disiplin acuan (reference discipline). Karena disiplin acuan lebih matang daripada system informasi, maka para peneliti sistem informasi dapat meminjam dan mempelajari sebuah gambaran umum teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualias dalam bidang disiplin acuan. Sejak saat itu, para ahli di bidang sistem informasi banyak mendiskusikan disiplin ilmu yang menjadi acuan sistem informasi. Pada awal perkembangannya, sistem informasi utamanya didasarkan pada bidang rekayasa atau teknik, ilmu komputer, teori sistem sibernetik, matematika, sains manajemen, dan teori keputusan perilaku. Pada awalnya, para ahli di bidang sistem informasi mempunyai latar belakang pendidikan dalam disiplin-disiplin ini. Sehingga, tidak mengherankan, jika disiplin-disiplin ini dianggap mendasari sistem informasi. Sejalan dengan perkembangan sistem informasi, disiplin acuan system informasi menjadi semakin banyak. Terbagi menjadi tiga kategori:
1.Teori fundamental (fundamental theory).
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah ilmu sistem.
2.Disiplin dasar (undelying disciplines).
Termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah ilmu politik, psikologi, dan sosiologi.
3.Disiplin terapan yang terkait (related applied discplines).
Ilmu komputer, akuntansi, keuangan, manajemen, dan sains manajemen adalah contoh disiplin yang masuk dalam kategori ini.

Daftar disiplin acuan sistem informasi semakin panjang sejalan dengan perkembangannya, seperti arsitektur, ekonomi, dan antropologi.hanya sedikit ahli sistem informasi yang mempertanyakan kembali asumsi yang menyatakan bahwa sistem informasi didasarkan pada disiplin lain yang menjadi acuan dan lebih fundamental, dan sebaliknya, sistem informasi tidak mempunyai tradisi penelitian sendiri. Hal ini berarti, para peneliti sistem informasi meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam disiplin lain, tetapi para peneliti disiplin lain tidak meminjam dan mempelajari metode, teori, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam bidang sistem informasi. Dengan demikian, alur pengetahuan dan informasi hanya satu arah. Mengandaikan disiplin sistem informasi berada dalam komponen terakhir dalam rantai makanan intelektual. Menurut mereka, pandangan konvesional ini sekarang sudah kedaluwarsa.

2.2 Kondisi Saat ini
Perkembangan dalam bidang penelitian sistem informasi telah menjadikannya tradisi penelitian tersendiri mendifinisikan lingkung kajian dan perspektif dalam penelitian sistem informasi lebih dari sekedar menguji sistem teknologi, atau sistem sosial, atau bahkan dua-duanya, tetapi penelitian dalam bidang ini juga menginvestigasi
fenomena yang muncul ketika kedua sistem berinteraksi. Hal inilah yang membedakan pespektif penelitian dan lingkup kajian sistem informasi berbeda dengan disiplin lain. Sejalan dengan perkembangannya, bidang sistem informasi juga mempunyai banyak hal yang bisa digunakan oleh peneliti dalam disiplin lain. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa kini teknologi dan sistem informasi digunakan hampir pada semua sektor. Sistem informasi penting untuk sektor swasta dan pemerintah, individu, organisasi, negara, dan organisasi antarnegara. Sistem informasi menyebar ke banyak bidang seperti pertanian, manufaktur, jasa, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pemerintahan. Fenomena dimana teknologi dan sistem informasi dengan cepat menjadi bagian dari masyarakat menjadikan banyak disiplin ilmu menaruh perhatian pada teknologi ini. Peneliti dalam bidang lain menyadari bahwa banyak hal yang terjadi karena pengaruh teknologi informasi. Sebagai contoh, para peneliti bidang pemasaran sekarang menaruh perhatian pada e-commerce dan pengaruh teknologi baru pada perilaku konsumen, periklanan, dan sebagainya. Peneliti dalam bidang pendidikan, diantaranya meneliti penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dan penggunaan Internet untuk pendidikan jarak jauh. Peneliti dalam bidang administrasi pemerintahan sekarang juga menaruh perhatian dalam e-government dan hal-hal yang terkait dengannya. Penelitian dalam bidang lain seperti bisnis internasional, studi komunikasi dan media, manajemen sumberdaya manusia, dan manajemen operasi juga banyak menaruh perhatian pada sistem informasi.
2.3 Teori/Kajian Pustaka
Bidang kajian sistem
informasi
Contoh konsep, teori, proses, dan aplikasi
Proses manajemen
sistem informasi
Perencanaan strategik untuk infrastuktur dan aplikasi
Evaluasi sistem informasi pada sebuah organisasi
Manajemen personel sistem informasi
Manajemen fungsi dan operasi sistem informasi
Proses pengembangan
sistem informasi
Manajemen proyek sistem informasi
Manajemen resiko proyek sistem informasi
Organisasi dan partisipasi dalam proyek
Kebutuhan teknis dan sosial
Akuisisi aplikasi
Implementasi sistem
Pelatihan, penerimaan dan penggunaan
Konsep
pengembangan sistem
informasi
Konsep metode
Konsep sosio-teknikal
Konsep dekomposisi rasional pada kebutuhan sistem
Konstruksi sosial kebutuhan sistem
Konsep kesalahan dan pendeteksian kesalahan
Konsep pengujian untuk sistem sosio-teknikal yang kompleks
Konsep kualitas sistem informasi
Representasi dalam
sistem informasi
Konsep basisdata dan basis pengetahuan
Representasi “dunia nyata”
Pengkodean
Penyimpanan, pemanggilan kembali, dan transmisi
Penelusuran kejadian (event)
Representasi perubahan kejadian
Representai struktur sistem
Sistem aplikasi
Manajemen pengetahuan
Sistem pakar
Sistem pendukung keputusan dan sistem pendukung
keputusan untuk grup
Sistem kerjasama dan tim maya
Kerja-jarak-jauh (telecommuting) dan sistem kerja tersebar
Sistem rantai pasokan (supply chain)
Sistem enterprise resource planning
Sistem antar- dan dalam organisasi
Sistem pelatihan
Sistem e-commerce
Sitem pendukung konsumen

Sistem informasi tidak hanya membuat sub-disiplin baru, tetapi juga mendorong munculnya disiplin yang sama sekali baru seperti bio-informatika, bio-teknologi, dan sistem informasi geografis. Sejalan dengan perkembangan ini, disiplin sistem informasi tidak lagi hanya sebagai disiplin pemakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian disiplin lain, tetapi disipin lain juga bisa memakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian dalam sistem informasi . Sebagai akibatnya, peneliti dalam bidang media informatika sistem informasi mempunyai peluang besar untuk melakukan penelitian bersama dengan peneliti dalam bidang-bidang yang lain.
Dalam perspektif yang berbeda, disiplin sistem informasi merupakan perkawinan antara disiplin manajemen dan teknik serta mempunyai hubungan yang erat dengan praktek di lapangan. Posisi disiplin sistem informasi ini sejalan dengan definisi yang dikembangkan oleh Association for Computing Machinery (ACM), Association for Information Systems (AIS) dan Association of Information Technology Professionals (AITP).
Sebagai sebuah disiplin, sistem informasi mepunyai dua bidang kajian:
1.Akuisisi, penggunaan, dan manajemen sumberdaya dan layanan teknologi informasi; dan
2.Pengembangan dan evolusi infrastruktur dan sistem teknologi untuk mendukung proses bisnis dalam organisasi. Bidang kajian yang pertama terkait dengan fungsi sistem informasi yang terkait dengan manajemen, sedang yang kedua terkait dengan pengembangan sistem yang banyak terkait dengan disiplin teknik, mengilustrasikan posisi disiplin sistem informasi kaitannya dengan disiplin yang lain.

3.  METODE PENELITIAN SISTEM INFORMASI
Tema penelitian sistem informasi
NO
Tema
1
Computer resource allocation
2
Computer supported cooperative work
3
Data management
4
Data modeling and database design
5
Decision support system applications
6
Decision support system design
7
Decision support system development and implementation
8
Decision support system model management
9
Decision support system outcomes
10
End-user computing
11
Expert system applications
12
Expert system design, evaluation and performance
13
Human computer interaction
14
Information and managerial decision making
15
Information economics
16
Information system implementation
17
Information system research
18
Information system topologies
19
Information technology diffusion
20
Interorganizational information systems
21
IS economics
22
IS ethics
23
IS performance evaluation
24
IS personnel
25
IS security and control
26
IS, strategic management, and business outcomes

Metode penelitian dalam bidang sistem informasi tidak berbeda dengan pada bidang yang lain. Yang membedakan sebenarnya lebih pada tradisi penelitian yang dilakukan dan disepakati oleh komunitas sistem informasi dunia. Tradisi ini berperan dalam mengkontruksi sistem informasi sebagai sebuah disiplin seperti telah diuraikan dalam bagian sebelumnya. Dalam tradisi penelitian sistem informasi ditemukan beberapa metode spesifik yang diadopsi dari bidang keilmuan yang lain, seperti etnografi yang mulanya digunakan oleh para peneliti antropologi dan penelitian tindakan (action research) yang bermula dari bidang psikologi. Secara umum, metodologi penelitian ilmiah adalah sebuah sistem aturanaturan dan prosedur-prosedur yang jelas, dimana suatu penelitian didasarkan padanya. Dalam pemilihan metodologi penelitian, selain mempertimbangkan metodologi terdahulu yang digunakan dalam penelitian sejenis, juga akan sangat dipengaruhi dengan batasan sumberdaya yaitu waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti. Kompromi di antaranya akan menghasilkan sesuatu antara yang ideal dan yang praktis.

Metodologi sangat penting dalam sebuah penelitian karena metodologi akan digunakan sebagai:
(a)Aturan komunikasi
Metodologi merupakan alat komunikasi sesama peneliti untuk berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian. Ketika peneliti menuliskan metodologi yang digunakan secara jelas, dapat diakses oleh peneliti lain, maka kemungkinan replikasi penelitian dan validasi temuan penelitian dapat dilakukan.
(b)Aturan penalaran
Meskipun observasi empiris sangat fundamental dalam penelitian ilmiah,  namun fakta, data, atau bukti yang ditemukan tidak bias “berbicara” dengan sendirinya. Karenanya, dalam hal ini, dibutuhkan logika untuk menarik inferensi yang reliabel berdasar fakta hasil observasi.
(c)Aturan intersubjektivitas
Karena kemungkinan adanya subyektivitas terlibat dalam penelitian, maka dengan metodologi yang jelas, validasi bisa dilakukan oleh peneliti lain untuk menjamin obyektivitas empiris. Hal ini berarti ada hubungan saling-tergantung antara obyektivitas dan validasi.
3.1 Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif
Metode penelitian dapat dikelompokkan dengan cara yang beragam, namun demikian pengelompokan yang paling sering digunakan adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Secara umum, metode kuantitatif yang berasal dari ilmu-ilmu alam dikembangkan untuk mempelajari fenomena alam. Contoh metode kuantitatif yang sekarang diterima luas dalam ilmu-ilmu sosial adalah metode survei, eksperimen laboratorium, metode formal (seperti ekonometri) dan metode numerik seperti pemodelan matematis. Pendekatan kuantitatif digunakan hampir pada semua penelitian dalam bidang sistem informasi pada tahap awal perkembangannya. Pendekatan kuantitatif didasari asumsi bahwa dunia luar terdiri dari struktur yang dapat disentuh yang tidak tidak tergantung kepada kognisi manusia. Sebaliknya, metode kualitatif awalnya dikembangkan dalam bidang ilmuilmu sosial untuk mempelajari fenomena sosial dan budaya. Contoh metode kualitatif adalah penelitian tindakan (action research), studi kasus, dan etnografi. Sumber data kualitatif antara lain adalah observasi, wawancara, kuesioner, dokumen, dan pengalaman peneliti. Pendekatan kualitatif (soft approach) dalam penelitian sistem informasi sangat berbeda dengan pendekatan kuantitaif.
Beberapa karakteristik pendekatan kualitatif adalah:
-Kejadian dilihat dari perspektif subyek
-Penggambaran kejadian dilakukan dengan detil dan informasi kontektual menjadi sangat penting
-Kejadian dipahami dalam konteks di mana terjadi
-Fokus diarahkan pada proses, sehingga kehidupan sosial dilihat sebagai serangkaian kejadian yang saling terkait
-Proses penelitian fleksible dan relatif tidak terstruktur
-Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan ini dapat:
(a)diformulasikan lebih dahulu (a priori) dan diuji
(b)diformulasikan dan digunakan sebagai kerangka penjelasan
(c)diformulasikan dan diadopsi sebagai bagian proses
(d)hasil dari penelitian itu sendiri (grounded theory)
Dalam literatur, metode penelitian juga dikelompokkan dengan kriteria yang berbeda. Metode penelitian dapat dikelompokkan ke dalam metode obyektif dan subyektif. Dari sisi penekanan, penelitian dapat dilakukan dengan penekanan pada penemuan hukum-hukum (nomothetic) dan sebaliknya ditekankan pada keunikan situasi tertentu yang diteliti (idiographic). Dari sudut pandang posisi peneliti terharap obyek penelitian, penelitian dapat dilakukan dengan mengasumsikan peneliti sebagai outsider (etic) dan peneliti sebagai insider (emic). Pengelompokan dengan kriteria lain memunculkan dikotomi positivistinterpretivist, exploratory-confirmatory, induction-deduction, field-laboratory, dan relevance-rigour. Diskusi masih terus berjalan terkait dengan dikotomi metode-metode penelitian ini.

Kedua kelompok metode ini berbeda dalam berbagai hal, baik pada tingkat ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui. Epistemologi akan menjawab tentang bagaimana pengetahuan tersebut dapat didapat, sedang aksiologi terkait dengan nilai atau manfaat yang bisa didapatkan dari pengetahuan tersebut. Ontologi sering disebut sebagai teori tentang ”ada”, epistemologi sebagai teori tentang pengetahuan, dan aksiologi sebagai teori tentang nilai. Secara singkat ketiga tingkat tersebut dapat dirumuskan dalam ketiga pertanyaan berikut :
1. Ontologi: apakah yang ingin kita ketahui?
2. Epistemologi: bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan?
3. Aksiologi: apa nilai pengetahuan tersebut bagi kita?

Masing-masing pendekatan dengan basis filosofis yang berbeda-beda juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Basis filosofis yang berbeda ini menyebabkan penggunaan metode yang berbeda dalam operasionalisasinya Pendekatan pertama yang bersifat kuantitif sering juga disebut dengan hard approach, sedang yang kedua disebut dengan soft approach.

3.2 Konstruktivis
Pendekatan konstruktivis merupakan pendekatan yang belum banyak dikaji dalam literatur sistem informasi. Secara umum penelitian dengan pendekatan ini akan menghasilkan sebuah konstruk, model, metode, atau operasionalisasi ketiganya ke dalam sebuah contoh. Pendekatan ini juga tidak sepenuhnya berbeda dengan kedua pendekatan yang telah dibahas sebelumnya karena terdapat irisan antara metode ini dengan kedua metode yang telah diuraikan di atas. Penelitian teoritis yang menghasilkan model konseptual dan pengembangan software dalam dimasukkan dalam penelitian dengan pendekatan konstruktivis. Namun demikian, pendekatan konstruktivis lebih dari sekedar menghasilkan model atau software. Proses pengujian implementasi sebuah software atau sistem informasi dalam konteks organisasi atau pengguna merupakan bagian integral dari penedekatan dilakukan. Sebagai contoh, ketika sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan telah maka efektivitas aplikasi ini harus juga diuji, termasuk terkait dengan tingkat penerimaan pengguna dan manfaat nyata yang dirasakan oleh pengguna.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Premis utama pendekatan ini adalah bahwa peneliti mencoba memahami secara mendalam fenomena yang diteliti dalam setting yang alami. Karenanya pendekatan ini juga dapat dikategorikan sebagai pendekatan fenomenologi. Pada tabel tersebut juga jelas terlihat bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pendekatan kuantatif mengasumsikan adanya penomena dimana faktor-faktor yang terlibat di dalamnya mempunyai hubungan yang pasti, dapat diobservasi, dan dapat dipelajari menggunakan metode yang terstruktur. Pendekatan ini biasanya menguji serangkaian proposisi atau hipotesis dengan sampel tertentu kemudian digeneralisasi pada populasi yang lebih luas. Metode kuantitif akan memudahkan penelitian untuk fokus pada topik yang spesifik. Namun metode ini tidak bisa menangkap fenomena dinamis yang terjadi. Di sinilah pendekatan kualitatif diperlukan. Karenanya, meskipun banyak peneliti menggunakan salah satu metode ini dalam melakukan penelitian, beberapa peneliti menganjurkan penggunaan triangulasi (triangulation) dengan menggabungkan kedua metode ini sekaligus. Diskusi tentang penggunaan kedua pendekatan penelitian ini tetap berlanjut dalam banyak literatur. Kecenderungan terakhir mengindikasikan bahwa kedua metode ini tidak seharusnya dilihat sebagai dua yang yang bertolak belakang, melainkan bisa saling melengkapi setiap metode atau gabungan keduanya akan tepat digunakan dalam situasi dan maksud penelitian yang berbeda. Di Indonesia, meskipun belum ada studi khusus tentang penggunaan kedua pendekatan ini, namun dalam beberapa jurnal ilmiah terkait dengan studi teknologi informasi dan sistem informasi sangat jelas kecenderungan bahwa metode kuantitatif lebih banyak digunakan daripada metode kualitatif.

5. KESIMPULAN
Secara umum terdapat dua metode penelitian dalam bidang sistem informasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode ini seharusnya dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan. Dalam beberapa literatiur mutakhir sistem informasi, diperkenalkan juga metode konstruktivis digunakan untuk menghasilkan konstruk, model, metode baru. Metode kontruktivis ini juga dalam bagian operasionalisasinya dapat menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.


You May Also Like

1 Comments

  1. Informasi yang bagus,
    Ada info yg lebih bagus lagi Terobosan Besar Bisnis isi ATM!Uang langsung transfer ke rek kita tanpa lewat admin! lihat selengkapnya di..
    isi-ATM

    ReplyDelete

-Please Provide Your Comments-