ARRAY
Array
adalah sekelompok data sejenis yang disimpan ke dalam variabel dengan nama yang
sama, dengan memberi indeks pada variabel untuk membedakan antara yang satu
dengan yang lain.
A.Variabel
Array
nama_variabel[indeks]
ketentuan
nama variabel arrray sama dengan nama variabel biasa. indeks menunjukkan nomor
dari variabel .
B.Deklarasi
Variabel Array
BU
: tipe nama_variabel[indeks];
Contoh
: float bil[10];
Deklarasi
variabel array dengan nama bil yang akan menampung 10 data yang
bertipe float. Indeks 10 menunjukkan variabel
bil terdiri dari 10 elemen, dimana setiap elemen akan
menampung sebuah data.
Indeks
array dimulai dari nol(0) , sedang nomor elemen biasanya dimulai dari satu(1).
Nomor elemen dapat dibuat sama dengan nomor indeks untuk mempermudah pembuatan
program yaitu dengan memberi indeks satu lebih banyak dari jumlah data yang
dibutuhkan, sehingga menjadi :
float bil[11]
C.Inisialisasi Array 1 Dimensi
Inisialisasi dapat dilakukan
bersama dengan deklarasi atau tersendiri. Inisialisasi suatu array adalah
dengan meletakkan elemen array di antara tanda kurung kurawal {}, antara elemen
yang satu dengan lainnya dipisahkan koma.
int bil[2] = {4,1,8}
bil[0] = 4
bil[1] = 1
bil[2] = 8
Automatic
Array adalah Inisialisasi array dilakukan di dalam fungsi tertentu. Hanya
compiler C yang berstandar ANSI C yang dapat menginisialisasikan automatic
array.
Cara menginisialisasikan array
dari compiler yg tidak mengikuti standar ANSIC:
1. Diinisialisasikan di luar fungsi
sebagai variabel GLOBAL/EXTERNAL ARRAY.
int bil[2]={0,0,0};
main()
2.
Diinisialisasikan didlm fungsi sebagai variabel LOKAL/STATIC ARRAY.
main()
{
static int bil[2]={0,0,0};
.........
Pada automatic array yang tidak
diinisialisasikan , elemen array akan memiliki nilai yang tidak beraturan. Bila
global & static array tidak diinisialisasi maka semua elemen array
secara otomatis akan diberi nilai nol(0).
Contoh :
main()
{
int y;
int hitung=0;
int x[0];
for(y=0;y<5;y++)
{
hitung+=y;
x[y]=hitung;
printf("%3d - %3d\n",y,x[y]);
}
}
OUTPUT:
0- 0
1- 1
2- 3
3- 6
4- 10
D.Mendefinisikan Jumlah Elemen Array
Dalam Variabel
Besarnya variabel indeks dapat
ditentukan dengan menggunakan
preprocessor directives #define
#define
N 40
main()
{
int no[N],gaji[N],gol[N],status[N],juman[N];
Bila
besar indeks akan diubah menjadi 50, cukup diganti dengan
#define
N 50
E.Array
2 Dimensi
nama_variabel [indeks1][indeks2]
indeks1
: jumlah/nomor baris
indeks2
: jumlah/nomor kolom
Jumlah elemen yang dimiliki array 2
dimensi dapat ditentukan dari hasil perkalian
indeks1 *
indeks2
misal
: array A[2][3] akan memiliki 2*3 = 6 elemen.
main()
{
float bil [5] [5]
.......
dapat
dituliskan dengan #define
#define
N 5
main()
{
float bil [N] [N]
.......
F.
Inisialisasi Array 2 Dimensi
main()
{
float bil[2] [3] =
{ { 1,2,3}, /*baris 0*/
{ 4,5,6}, /*baris 1*/
}
elemen bil [0] [0] = 1
elemen bil [0] [1] = 2
elemen bil [0] [2] = 3
elemen bil [1] [0] = 4
elemen bil [1] [1] = 5
elemen bil [1] [2] = 6
Contoh :
main()
{
int x[3][5];
int y,z;
int hitung=0;
for(y=0;y<3;y++)
{
printf("y = %d\n",y);
for(z=0;z<5;z++)
{
hitung+=z;
x[y][z] = hitung;
printf("%/t%3d - %3d\n",z,x[y][z]);
}
}
}
OUTPUT:
y = 0
0- 0
1- 1
2- 2
3- 6
4- 10
y = 1
0- 10
1- 11
2- 13
3- 16
4- 20
y = 2
0- 20
1- 21
2- 23
3- 26
4- 30
G. String dan Array
1. Pada string terdapat
karakter null(\0) di akhir string
2. String sudah pasti array, array belum
tentu string
Contoh:
1.
array dengan pengisian input melalui keyboard
baca_input()
{
float nilai[10];
for(i=0;i<10;i++)
scanf("%d",&nilai[i]);
}
2.
Fungsi yang mencetak isi array dari akhir ke awal
cetak_array()
{
float nilai[10];
for(i=9;i>=0;i--)
scanf("%3f",nilai[i]);
}
3.
Menghitung rata - rata isi array nilai
rata_rata()
{
float nilai[10],jum*rata;
for(i=0,jum=0;i<=9;i++)
jum+=nilai[i];
rata=jum/i;
}
4.
Mencari nilai terbesar
besar()
float temp,nilai[10];
{
for(temp=nilai[0],i=1;i<=9;i++)
if(nilai[i] > temp)
temp=nilai[i];
}
return(temp)
0 Comments
-Please Provide Your Comments-