RUANG LINGKUP EKONOMI
A. Definisi
dan Metologi Ekonomi
Ilmu ekonomi lahir pada abad 18. Paul A
Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi sabagai berikut: “ilmu ekonomi adalah
studi mengenai bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai kepada pilihan
(dengan atau tanpa uang) untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas
yang dapat mempunyai kegunaan-kegunaan alternative untuk menghasilkan berbagai
macam barang dan mendistribusikan untuk konsumsi baik sekarang maupun masa yang
akan datang diantara berbagai orang dan golongan dalam masyarakat”.
Kebutuhan adalah kegunaan yang timbul
dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh
pemenuhannya.
Kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi
dua:
1. Kebutuhan
ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat dinilai
dengan uang, misalnya makan dan minum.
2. Kebutuhan
non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang.
Kebutuhan ekonomi pada dasarnya
bersifat:
1. Berbeda
untuk setiap orang maupun kelompok
2. Tidak
sama sepanjang waktu
3. Berkembang
dalam jumlah dan kwalitasnya
4. Saling
melengkapi atau saling berlawanan
Dari segi kepentingannya, kebutuhan
dibedakan:
1. Kebutuhan
primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misalnya makan dan minum
2. Kebutuhan
sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang dapat hidup lebih
baik, misalnya buku bacaan
3. Kebutuhan
tersier adalah kebutuhan yang bias dipenuhi setelah kebutuhan sekunder,
misalnya berlibur keluar negri
Dari segi sifatnya,kebutuhan dibedakan:
1. Kebutuhan
jasmani adalah kebutuhan material,seperti rokok
2. Kebutuhan
rohani adalah kebutuhan jiwa, seperti agama
Dari segi tujuannya, kebutuhan
dibedakan:
1. Kebutuhan
individual adalah kebutuhan perorangan, seperti mandi
2. Kebutuhan
social adalah kebutuhan untuk masyarakat, seperti tempat ibadah
Dari segi waktunya, kebutuhan dibedakan:
1. Kebutuhan
sekarang adalah kebutuhan untuk masa sekarang, seperti buku pelajaran bagi
pelajar
2. Kebutuhan
masa yang akan datang adlah kebutuhan untuk waktu mendatang, seperti rumah
setelah menikah
Guna adalah nilai dari suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan yang diperoleh dari barang yang
dimiliki. Dengan demikian, kegiatan dalam menciptakan guna berarti menghasilkan
barang yang mempunyai nilai yang biasa disebut produksi.
Dari segi pengorbanan yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang, maka barang dibedakan:
1. Barang
bebas adalah semua benda yang mempunyai guna, dimana jumlahnya tidak terbatas
dan diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti yang dapat dinilai dengan
uang. Misalnya udara
2. Barang
tidak bebas/ekonomis adalah semua benda yang mempunyai nilai/guna dan jumlahnya
terbatas, sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Misalnya semen
Dari segi pemilikannya, barang ekonomis
dibedakan:
1. Barang
privat adalah barang milik perseorangan, seperti sepatu
2. Barang
publik adalah barang milik umum,seperti jalan
Dari segi pemakaiannya, barang ekonomis
dibedakan:
1. Barang
konsumsi adalah barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara langsung, seperti
rokok
2. Barang
produksi adalah barnag yang merpakan alat pembantu dalam proses produksi,
seperti mesin
Dari segi sifat pemakaiannya,
barang ekonomis dibedakan:
1. Barang
subtitusi adalah barang barnag yang saling menggantikan pemakaiannya. Misalnya
beras dan jagung
2. Barang
komplementer adalah barang barang yang pemakainnya harus bersama-sama. Misalnya
rokok dan pipa
Dari segi sifatnya, barang ekonomis
dibedakan:
1. Barang
kogkret adalah barang yang nyata atau dapat dilihat. Misalnya martil
2. Barang
abstrak adalah barnag yang tidak nyata atau tidak dapat dilihat. Misalnya lagu
Sumber produksi adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai untuk menghasilkan alat-alat pemenuhan kebutuhan. Sumber
produksi dibedakan:
1. Sumber
daya alam adalah sumber-sumber produksi yang berasal dari alam. Misalnya air
dan tanah
2. Sumber
daya manusia adalah sumber produksi yang ada pada manusia. Misalnya pikiran dan
tenaga
3. Sumber
ekonomi buatan manusia adalah sumber produksi yang dihasilkan oleh manusia.
Misalnya mesin dan gedung
4. Enterpreunership
(kepengusahaan)
Ilmu ekonomi merupakan kelompok ilmu
sosial, karena yang menjadi sasaran studinya adalah perilaku masyarakat. Namun
ilmu ekonomi berbeda dengan ilmu sosial lainnya, sebab ilmu ekonomi mempelajari
masyarakat dari segi pemenuhan kebutuhan dengan memilih sumber-sumber produksi
yang terbatas dan cara pemakainnya yang paling tepat.
Dalam praktek sulit memisah-misahkan
mana yang termasuk dalam perilaku ekonomi dan yang tidak, sebab struktur
ekonomi suatu negara sangatlah rumit dan kompleks. Untuk dapat menerangkan
suatu kegiatan ekonomi, maka dapat digunakan cara-cara penyelidikan sebagai
berikut:
1. Menyederhanakan
persoalan-persoalan yang dihadapi dengan jalan membuat beberapa asumsi dan
model dari keadaan yang diselidiki
2. Mengadakan
penelitian terhadap masalah yang terjadi agar dapat ditarik suatu kesimpulan
Contoh: untuk menerangkan perilaku
manusia dalam membeli telur, maka harus dikumpulkan data-data yang mempengaruhinya.
Kemudian data-data tersebut dikelompokkan kedalam data yang relevan dan non
relevan. Data-data/faktor-faktor yang kurang relevan seperti pendapatan,
kebiasaan, dsb. Kemudian dibuat asumsi dalam arti bahwa faktor-faktor yang
kurang relevan tidak berpengaruh atau tidak mengalami perubahan selama
penyelidikan. Dengan demikian kita telah membuat suatu model yang disebut
ceteris paribus. Dalam masalah perilaku membeli telur tersebut, maka
faktor-faktor yang relevan adalah harga dan jumlah telur yang dibeli.
Selain faktor-faktor lain tidak berubah,
maka asumsi lain yang digunakan:
1. Pembeli
dan penjual bertindak rasional dan konsisten secara ekonomis
2. Kesempatan
kerja penuh (full employment) adalah sumber-sumber produksi yang ada telah
dipalai semua untuk proses produksi secara efektif dan efisien
Untuk menyelidiki hubungan kedua faktor
tersebut, maka perlu diambil langkah-langkah ilmiah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan
data-data yang diperlukan seperti harga telur selama beberapa periode
2. Mengatur
dan mengklasifikasikan data yang dikumpulkan. Misalnya membuat tabel pembelian
telur pada masing-masing tingkat harga
3. Mencocokkan
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dengan cara menerapkan pada
persoalan-persoalan ekonomi yang lain, seperti dalam hal membeli beras
4. Menginterpretasikan
data dan menarik berbagai kesimpulan yang mungkin
5. Merumuskan
kesimpulan umum dalam bentuk prinsip-prinsip atau hukum ekonomi
Hukum ekonomi adalah kesimpulan umum
dari persoalan-persoalan ekonomi yang terjadi berulang kali. Sekumpulan hukum
ekonomi disebut teori ekonomi. Setiap hukum ekonomi menerangkan hubungan yang
ada antara faktor yang satu dengan yang lain dengan asumsi ceteris paribus.
Hubungan antar faktor-faktor tersebut
dibedakan:
1. Hubungan
fungsional adalah hubungan faktor-faktor yang saling mempengaruhi. Misalnya
hasil produksi dan pekerja
2. Hubungan
kausalitas adalah hubungan antar faktor-faktor, dimana satu faktor muncul
karena ada faktor lain yang menyebabkannya. Misalnya bila uang yang beredar
bertambah, maka akan menyebabkan inflasi
Untuk memperoleh suatu kesimpulan yang
benar, maka harus digunakan cara berfikir sebagai berikut:
1. Berfikir
induktif adalah suatu pemikiran yang dimulai dengan mengadakan obserfasi,
mengadakan klasifikasi, lalu dicari apakah ada kesimpulan umum yang dapat
ditarik sebagai hipotesa dan menguji hipotesa tersebut agar dapat dirumuskan
menjadi suatu hukum atau prinsip
2. Berfikir
deduktif adalah suatu pemikiran yang dimulai dengan suatu hipotesa yang
dicobakan kedalam persoalan-persoalan yang sering terjadi, lalu diperiksa
sampai seberapa jauh kebenaranya.
Kesulitan-kesulitan yang perlu disadari
dalam penyelidikan ekonomi, karena hal ini menyangkut validitas prinsip/hukum
ekonomi tersebut antara lain:
1. Perilaku
masyarakat tidak dapat diperkirakan secara tepat
3. Tidak
mungkin mengadakan percobaan-percobaan dalam kegiatan ekonomi. Tempat praktek
ilmu ekonomi adalah dunia nyata yang materi didalamnya tidak dapat dikuasai
4. Sistem
ekonomi selalu berkembang. Oleh karena itu setiap hukum ekonomi selalu diuji
secara terus-menerus
Selain itu, logika palsu yang perlu
disadari dalam analisis ilmu ekonomi antar lain:
1. Kesalahan
menarik kesimpulan (fallacy of compocition)
2. Kesalahan
dalam menentukan hubungan sebab akibat (post hoc, ergo propter hoc)
3. Kesalahan
dalam membuat analogi (false analogres)
0 Comments
-Please Provide Your Comments-